cara menulis Makalah yang baik dan benar
disini berbagi ilmu akan membagikan sedikit kedikjayaan tenaga dalamnya lagi guys
bagi kalian yang ingin membuat makalah tapi kebingugngan seperti apa disini saya punya contohnya
langsung saja simak kopas aja sob bagi yang ingin mudah tapi sheetnya belum diatur tinggal atur saja sendiri ya guys
bagi kalian yang ingin membuat makalah tapi kebingugngan seperti apa disini saya punya contohnya
langsung saja simak kopas aja sob bagi yang ingin mudah tapi sheetnya belum diatur tinggal atur saja sendiri ya guys
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
tentang Guru disebutkan bahwa kompetensi pedagogik untuk guru SD, MI, SMP, MTs,
SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat, meliputi kemampuan antara
lain pemahaman tentang peserta didik secara mendalam, penyelenggaraan
pembelajaran yang mendidik yang meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa, dan
untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
dasar perlu dirancang proses pembelajarannya, diimplementasikan menggunakan
berbagai pendekatan dan metode pembelajaran,
menggunakan media yang relevan dengan pembelajaran, serta mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
1.2.
Masalah
dan Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas,
pokok permasalahan yang akan penulis bahas adalah evaluasi proses dan hasil
belajar IPA. Untuk membahas permasalahan tersebut, penulis membatasi pada:
a. Evaluasi Pendidikan di SD, Pengertian,
Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pendidikan di SD
b.
Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
c. Evaluasi Hasil Belajar IPA di SD
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Evaluasi
Pendidikan di SD, Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pendidikan
di SD
Pendidikan memiliki arti yang lebih luas
dari pada pengajaran (Ki Hajar Dewantara). Menurut Ki Hajar, pendidikan adalah
peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama
belajar tetapi juga dari apa dan siapa saja (lingkungan) selama peserta didik
dalam keadaan bangun. Pada tahun 1935, Beliau menyatakan bahwa
pendidikan/pengajaran bertujuan
mengembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik. B.S. Bloom pada tahun 1956,
menjabarkan tujuan pendidikan seperti itu lebih rinci yang terkenal dengan
Taksonomi Tujuan Pendidikan, yaitu:
1.
Ranah kognitif (ranah proses berpikir)
2.
Ranah afektif (ranah sikap hidup)
3. Ranah psikomotor (ranah keterampilan fisik)
Jika disejajarkan dengan pendapat Ki
Hajar, maka taksonomi Bloom disajikan dalam tabel berikut:
R. Kognitif (C)
|
R. Afektif (A)
|
R. Psikomotor (P)
|
C6 Penilaian
|
A5 Menjadi Pola Hidup
|
P5 Gerak Kompleks
|
C5 Sintesis
|
A4 Mengatur Diri
|
P4 Gerak Mekanik
|
C4 Analisis
|
A3 Menghargai
|
P3 Menirukan
|
C3 Penerapan
|
A2 Menanggapi
|
P2 Siap Bertindak
|
C2 Pemahaman
|
A1 Menerima
|
P1 Persepsi
|
C1 Ingatan
|
||
Guru dalam proses pembelajaran berupaya
memahirkan peserta didik melalui latihan. Pada setiap latihan tersebut
penilaian mulai berperan. Artinya, untuk menentukan bahwa peserta didik telah
mahir “mengingat” diperlukan penilaian,
dan seterusnya. Kemahiran di setiap jenjang dapat diukur dengan alat ukur (tes)
untuk mengetahui tingkat kemahiran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
disusun, guru harus tergambar konsep apa yang ingin dikembangkan pada ranah
mana dan pada jenjang apa. RPP dipedomani dalam proses belajar mengajar (proses pembelajaran)
juga dipedomani dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil pembelajaran. Hubungan
RPP dengan proses dan evaluasi digambarkan sebagai berikut:
|
Menurut Tyler bagan tersebut di atas disempurnakan karena
menurutnya ada hubungan timbal balik antara ketiga aspek tersebut. Setiap
tujuan/indikator pembelajaran memiliki proses pembelajaran tertentu dan
mempunyai alat ukur (tes) tertentu. Setelah proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan tersebut selesai, perlu diadakan penilaian apakah benar-benar tujuan
telah tercapai. Kalau hasilnya baik, berarti proses sudah baik dan tujuan
pembelajaran sudah dicapai. Jika
sebaliknya, berarti:1.Proses pembelajaran kurang baik/kurang tepat, dengan
demikian guru harus mengulangi proses pembelajaran dengan metode yang tepat.2. Hasil
evaluasi rendah terjadi karena kompetensi terlalu tinggi sebab ada tujuan yang
lebih rendah/prasyarat yang harus dikuasai lebih dulu. Proses pembelajaran
harus diulangi dengan berpedoman pada kompetensi yang lebih rendah. Proses penyempurnaan hasil evaluasi atau
proses peningkatan daya serap disebut EVALUASI PROSES atau EVALUASI FORMATIF.
2.2.
Evaluasi
Proses Belajar IPA
a.
Pengertian
Evaluasi Proses Belajar IPA
Evaluasi proses bermaksud untuk
mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan pembelajaran membawa pengaruh pada
peserta didik. Hasil evaluasi proses yang kurang memuaskan berarti terdapat
kekurangsempurnaan dalam pebelajaran dan harus diperbaiki segera sehingga hasil
evaluasi setelah perbaikan proses menjadisempurna atau lebih baik dari pada
hasil evaluasi proses yang pertama.
b.
Alat
Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
Alat evaluasi proses pembelajaran IPA
yang dperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif, alat
evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani, dan alat untuk mengukur
kemampuan keterampilan.
1.
Alat
evaluasi untuk
mengukur kognitif
Alat evaluasi untuk mengukur kognitif berupa tes
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian
(esai). Teknik pemberian tes secara tertulis dapat dengan pertanyaan objektif
yaitu melengkapi pilihan. Teknik lainnya dengan menyampaikan pertanyaan secara
lisan.
2.
Alat
evaluasi untuk menentukan kualitashati nurani
Lebih mudah melatih anak didik untuk menghapal,
memahami, menerapkan hukum, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya kognitif
daripada melatih anak didik supaya berdisiplin, menghargai pendapat orang lain,
tenggang rasa, tepat waktu, mau bekerja sama,
dan sebagainya. Latihan ranah afektif
dilakukan terus-menerus selama proses pembelajaran agar meningkat menjadi
jenjang A5 atau mejadi pola hidup. Contoh yang dilatih adalah disiplin. Guru mengamati dan mengobservasi apakah siswa tepat
waktu dalam hal:
1. Datang di
kelas/sekolah
2. Membayar uang
sekolah
3. Mengikuti
upacara bendera
4. Mengerjakan
pekerjaan rumah
5. Mengerjakan
tugas praktikum
6. Mengerjakan
kebun sekolah
7. Mengerjakan
shalat tepat waktu
8. Menepati
janji
9. Mengembalikan pinjaman pada waktu yang
dijanjikan.
Alat yang digunakan untuk menentukan adanya
perubahan selama pelatihan adalah
melalui observasi.
3.
Alat
evaluasi yang akan mengukur keterampilan
Jenis keterampilan yang harus
dikembangkan dalam IPA
a. Keterampilan menggunakan tangan
- Cara memegang gelas beker, seperti
memegang gelas biasa namun harus terampil menuangkan isi yang harus dipindahkan
ke tempat lain melalui “bibir” gelas yang sudah didesain untuk itu.
- Cara memegang termometer,
menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, tempat memegangnya di tengah
termometer. Juga dilatih bagaimana mengukur menggunakan termometer. Hal ini
perlu dilakukan terus-menerus dan perlu bimbingan.
b. Keterampilan
menggunakan indera penglihat
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang
sering dilakukan dalam proses pembelajaran IPA. Percobaan mengukur suhu air yang baru saja
dipanaskan menggunakan termometer, si pembaca harus meletakkan matanya sama tinggi
dengan permukaan air raksa termometer agar tidak keliru membaca skala.
c. Keterampilan
menggunakan indera pengecap
Yang dilatihkan di SD adalah mengecap rasa manis,
pahit, dan asam pada bagian tertentu dari lidah.
d) Keterampilan menggunakan indera
pencium
Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD
lebih banyak dilatihkan daripada mengecap rasa. Contoh:
4.
Cara
Menyusun Alat Evaluasi Proses Pembelajaran IPA
Untuk
Menilai proses pembelajaran yang berkenaan dengan dengan ranah kognitif
digunakan alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes uraian objektif. Cara
menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif selama proses
pembelajaran dengan menandai hasil evaluasi. Bilamana hasil pengukuran sudah
baik berarti kualiyas pembelajaran sebagaimana yang telah dilaksanakan telah
membawa dampak positif bagi peserta didik. Dan begitu pula sebaliknya, jika
hasil pengukuran kurang baik berarti proses pembelajaran harus di ulangi.dengan
metode yang cocok sesuai kemampuan peserta didik. Di berikan beberapa contoh
upaya pengukuran yang menunjukan bahwa dengan pembelajaran tersebut terjadi
perubahan
a) Ranah Kognitif
Untuk
mengetahui kemampuan kognitif guru dapat bertanya secara lisan maupun dalam
bentuk tertulis misalya dengan menggunakan
tes objektif misalnya pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.
Contoh soal:
Gas yang paling
banyak volumenya di udara adalah ....
A. Hidrogen
B. Helium
C. Oksigen
D .Nitrogen
Butir
soal di atas masih mengukur C1.Untuk
mengukur kemampuan C2 (memahami) guru dapat membuat pertanyaan :
-
Jelaskan mengapa
perbandingan volume oksigen dengan volume nitrogen di udara selalu tetap,
walaupun udara tersebut diambil dari tempat A maupun dari tempat B!
Jika diubah dalam bentuk objektif:
Perbandingan
volume oksigen dan volum nitrogen di udara yang diambil dari berbagai tempat
akan selalu sama karena....
A.
Udara merupakan campuran dari berbagai jenis gas
B. Adanya angin yang selalu bergerak,
campuran dalam gas dalam udara menjadihomogen
C. Proses fotosintesis menyebabkan
volume oksigen di udara menjadi tetap
D. Bernapas artinya mengambil
oksigen dari udara, sedangkan fotosintesis mengeluarkan oksigen ke udara
b. Ranah Psikomotor
Percobaan
menentukan volume oksigen diudara mengembangkan keterampilan: menelungkupkan
gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di atas air dan keterampilan
lain. Guru mengamati menggunakan lembar observasi misalnya sebagai berikut:
Lembar Observasi
No
|
Kegiatan Yang Dilatih
|
Kualitas Kegiatan
|
|||
Baik Sekali
|
Baik
|
Kurang Baik
|
Sangat Kurang Baik
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
|
Memilih
Alat Dan Bahn yang Sesuai
Cara
Menyalakan Lilin
Cara
Meletakkan batang penyangga
Cara
menuangkan air kedalam bejana
Cara
menulungkupkan gelas kosong diatas lilin
Cara
Memberi tanda permukaan air sebelum percobaan
Cara
member tanda permukaan air sesudah percobaan
Membersihkan
alat yang sudah digunakan
Menyimpan
alat dan bahan yang sudah digunakan
|
P
P
P
|
P
P
P
P
|
P
P
|
c. Ranah
Afektif
Adanya
kerja kelompok dalam percobaan telah membuahkan sifat tenggang rasa yang makin
tinggi dapat dicatat melalui pengamatan.Indikator tenggang rasa misalnya:
1. Tidak memaksakan kehendak sendiri
2. Mau
menerima pendapat orag lain
3. Tidak mudah tersinggung
4. Kesediaan menjalin persahabatan tanpa pamrih
Bukan hal
yang mustahil bahwasanya penyebaran kualitas dapat sangat berkaitan. Sebagaiman
dapat dicontohkan bahwasanya apabila pada indicator pertama seseorang berada di
indicator kurang baikmaka pada kualitas lain juga demikian.
No
|
Jenis kepribadian
|
Kualitas Kegiatan
|
|||
Baik Sekali
|
Baik
|
Kurang Baik
|
Sangat Kurang baik
|
||
1.
2.
3.
4.
|
Tenggang
Rasa (Toleransi)
Tidak
Memaksakan Kehendak Semdiri
Mau
menerima pendapat orang lain
Tidak
mudah tersinggung
Bersedia
menjalin persahabatan tanpa pamrih
|
P
|
P
P
|
P
|
2.3. Evaluasi
hasil Belajar IPA di SD
- Tes
Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif
Keterampilan peserta didik menggunakan dan merancang alat-alat IPA
hanya diperoleh dari guru IPA. Hasil belajar keterampilan melalui IPA dapat
diketahui melalui observasi cara merancang dan melaksanakan kegiatan. Alat ujinya adalah
pedoman observasi.
- Evaluasi
Hasil Pembelajaran Ranah Psikomotor
Dalam hal
penilaian praktek, tidak lagi diperlukan evaluasi proes dan cara-cara yang
rinci peserta didik, karena selama pembelajaran peserta didik sudah berkali-kali
melakuakan kegiatan tersebut
- Nilai
Hasil Pembelajaran IPA di SD Ranah Afektif
Untuk mengukur kemantapan sikap pertanyaan dapat
dibuat lebih banyak. Hal ini dilakukan untuk mengukur pendidrian peserta didik.
Jika terdapat banyak jawaban setuju dari sebuah pertanaan maka berarti peserta
didik d memiliki pendirian.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan
sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1) pengukuran keberhasilan seseorang dalam proses
maupun keberhasilan pembelajaran,
penguasaan materi serta dampaknya terhadap jenjang proses berpikir, jenjang
pengembangan kepribadian, dan jenjang keterampilan menggunakan alat ukur berupa
tes.
2) Evaluasi
proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untu mengetahui
apakah tujuan pmbelajaran telah tercapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan
secara tertulis agar semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan pendapatnya. Hasilnya akan
akurat jika dilakukan lebih sering.
3) Penilaian
proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penilaian proses yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan lisan atau tertulis dalam bentuk pertanyaan objektif atau esai objektif.
Penilaian proses yang sifatnya psikomotor dan afektif dilakukan dengan
observasi dan digunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik.
4) Penilaian
hasil pembelajaran IPA yang berkenaan dengan kognitif menggunakan tes berbentuk
objektif atau tes bentuk uraian. Pengembangan keterampilan di laboratorium
adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari penilaian kognitif dan menjadi
tanggung jawab guru IPA untuk melaksanakannya, teknik mengukurnya dengan
observasi.
Daftar
pustaka
Sapriati, Amalia. 2014.
PEMBELAJARAN IPA DI SD. Tangerang :
Penerbit Universitas Terbuka
0 Response to "cara menulis Makalah yang baik dan benar"
Post a Comment